Rabu, 30 Desember 2009

Riset perilaku konsumen ( budaya - sub sudaya - kelas sosial

Riset perilaku konsumen ( budaya- sub budaya- kelas social )
Dibawah ini terdapat tulisan mengenai riset perilaku kunsumen ( budaya – sub budaya – kelas social ) khususnya perilaku konsumen mengenai keputusan pembelian dari pembeli yang ditulis Bapak Adimursalin

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan. Karenanya kita akan membahas pengaruh tiap faktor terhadap perilaku pembelian.
Faktor-Faktor Kebudayaan:
KEBUDAYAANKebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan Seperangkat nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga-lembaga sosial penting lainnya. Seorang anak yang dibesarkan di Amerika akan terbuka pada nilai-nilai prestasi dan keberhasilan, kegiatan efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenyamanan dari segi materi, individualisme, kebebasan, kenyamanan di luar, kemanusiaan dan jiwa muda.

SUB-BUDAYASetiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya-sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: Kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.

KELAS SOSIALKelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

Faktor-Faktor Sosial:
KELOMPOK REFERENSIKelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa di antaranya adalah kelompok-kelompok primer, yang dengan adanya interaksi yang cukup, berkesinambungan, seperti keluarga, teman, tetangga dan teman sejawat. Kelompok-kelompok sekunder, yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan. Kelompok yang seseorang ingin menjadi anggotanya disebut kelompok aspirasi. Sebuah kelompok diasosiatif (memisahkan diri) adalah sebuah kelompok yang nilai atau perilakunya tidak disukai oleh individu.Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok referensi dari konsumen sasaran mereka. Orang umumnya sangat dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka pada tiga cara. Pertama, kelompok; referensi memperlihatkan pada seseorang perilaku dan gaya hidup baru. Kedua, mereka juga mempengaruhi sikap, dan konsep, jati-diri seseorang karena orang tersebut umumnya ingin “menyesuaikan diri”. Ketiga, mereka menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang.
KELUARGAKita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang pertama adalah: keluarga orientasi, yang merupakan orang tua, seseorang. Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-¬anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.
PERAN DAN STATUSSeseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status
Faktor Pribadi :
UMUR DAN TAHAPAN DALAM SIKLUS HIDUPKonsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
PEKERJAANPara pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
KEADAAN EKONOMIYang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (temasuk persentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.
GAYA HIDUPGaya hidup seseorang adalah pola hidup di didunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
KEPRIBADIAN DAN KONSEP DIRIYang, dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis-jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antra jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
http://adimursalin.edublogs.org/prilaku-konsumen/

MR : Masalah Dan Dinamika Industri Kecil Pasca Krisis Ekonomi

MASALAH DAN DINAMIKA INDUSTRI KECIL
PASCA KRISIS EKONOMI
Tema
yang dibahas dalam jurnal masalah dan dinamika industry kecil pasca krisis ekonomi adalah Krisis ekonomi sejak pertengahan tahun1997 dan puncaknya pada tahun 1998 berdampak negatif terhadap sektor industri. Sektor industri manufaktur yang relative lebih tahan (survive) terhadap dampak negatif krisis adalah industri yang umumnya menggunakan bahan baku domestik, berorientasi ekspor, dan tidak mempunyai utang luar negeri yang signifikan (lihat studi Sri Susilo dan Sri Handoko, 2002; Hallaward-Driemeir, 2001; Widianto dan Choesni, 1999).

Latar belakang dalam jurnal ini bahwa Krisis ekonomi berdampak negatif terhadap industri besar dan sedang (IBS) maupun terhadap industri kecil dan industry kerajinan rumah tangga (IKKRT). Krisis menyebabkan hampir semua kelompok industri mengalami penurunan dalam jumlah produksi dan tenaga kerja (Setiadji, 2002). Studi monitoring dampak krisis terhadap usaha kecil antara lain dilakukan oleh Akatiga bekerja sama dengan Asia Foundation (1999). Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa pada awal krisis usaha kecil juga sangat terpukul oleh krisis ekonomi yang terjadi, namun jika dibandingkan dengan usaha formal skala menengah dan besar, usaha kecil lebih dahulu memperlihatkan tanda-tanda kebangkitan. Selain itu, dampak krisis terhadap usaha kecil juga beragam. Faktor penentu kinerja atau ketahanan usaha kecil di masa krisis adalah kombinasi dari duaunsur, yaitu (Sri Susilo dan Sri Handoko,2002):
(1) faktor permintaan pasar, dan
(2) kenaikan harga input dan kelangkaanbarang input.
Dari sisi faktor permintaan kinerja usaha akan bertahan atau membaik jika pangsa pasarnya tidak terpengaruh krisis atau bahkan meningkat karena krisis. Kinerja usaha dapat bertahan atau membaik juga dapat disebabkan oleh harga input yang digunakan terpengaruh oleh krisis ekonomi atau tidak. Kemudian studi lanjutan yang dilakukan oleh Akatiga dan Asia Foundation (2000) menunjukkan bahwa meskipun ada perbaikan kondisi ekonomi makro Indonesia, namun kondisi tersebut tidak merata dirasakan oleh seluruh usaha kecil dan menengah (UKM). Studi ini
menemukan bahwa sub-sektor industry pengolahan makanan menunjukkan kinerja yang meningkat, sedangkan sub-sektor jasa perdagangan dan produk pertanian kinerjanya menurun. Sementara itu proporsi UKM dengan kinerja yang meningkat dan menurun hampir berimbang untuk subsector industri mebel kayu dan industry pakaian jadi. Studi mengenai dampak krisis ekonomi terhadap industri kecil telah banyak dilakukan, namun riset mengenai industry kecil pasca krisis ekonomi masih relatif terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis masalah serta dinamika industri kecil pasca krisis ekonomi, khususnya tahun 2002. Batasan industry kecil dalam riset ini mencakup unit produksi yang mempunyai tenaga kerja 1 – 19 orang, dengan demikian batasan industry kecil juga mencakup industri kerajinan rumah tangga.

Metodologi penelitian ini adalah: (1) metode telaah literatur,dan
(2) metode survei lapangan, dan
(3) FGD (focus group discussion).
Telaah literatur, khususnya studi atau riset sebelumnya dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh industri kecil, sedangkan survey lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data primer. Dalam survei tersebut, responden mengisi kuesioner atau daftar
pertanyaan yang telah disiapkan. Di samping itu juga dilakukan wawancara secara mendalam (in-depth interview) untuk beberapa responden dengan tujuan untuk cek silang (cross-check) terhadap data yang telah dikumpulkan dari kuesioner. Dari wawancara mendalam tersebut diharapkan juga diperoleh informasi lebih mendalam dan informasi lain yang belum tercakup dalam kuesioner. Dalam penelitian ini juga digunakan metode focus group discussion (FGD) agar diperoleh informasi dan data yang lengkap dari berbagai pihak yang terkait dengan pengembangan IKKRT.

Metode Pengumpulan Data
Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan melalui metode survei. Metode survei dilakukan dengan penyebaran kuesioner/daftar pertanyaan yang telah disiapkan kepada responden penelitian. Salah satu ciri dari metode penelitian survei adalah digunakan kuesioner untuk memperoleh data dan
informasi (Singarimbun dan Effendi, 1989). Di samping itu, untuk memperoleh berbagai informasi yang belum tercakup dalam kuesioner maka dalam penelitian ini juga dilakukan wawancara mendalam (in-depth interview). Kegiatan survei dan wawancara mendalam dilakukan pada bulan Juni – Juli 2003. Jumlah unit usaha IKKRT yang dipilih menjadi sampel sebanyak 325 buah, namun yang diolah dan dianalis sebanyak 320 unit usaha atau sebesar 98,46% dari total responden (Tabel 1). Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode stratified sampling dan simple random sampling (Sekaran 2003; Sugiarto, et. al, 2001). Stratified sampling digunakan untuk menentukan jenis usaha dan lokasi dari industri kecil yang akan diteliti. Stratifikasi/pengelompokan jenis usaha dan lokasi dimaksudkan agar dapat diperoleh data dari satu jenis usaha yang homogen sehingga akan mempermudah dalam pengambilan sampel. Setelah dilakukan stratifikasi sampel berdasarkan jenis usaha dan lokasi usaha maka langkah selanjutnya adalah pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling). Jenis usaha industri kecil dan lokasi penelitian yang dipilih untuk diteliti adalah:
(1) industri pengolahan makanan,
(2)industri pakaian jadi,
(3) industri mebel kayu,
(4) industri kerajinan kulit,
(5)industri kerajinan gerabah dan keramik,
(6)industri kerajinan lainnya (genteng dan kerajinan bambu) yang berlokasi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Propinsi Jawa Tengah. Pilihan terhadap jenis usaha industri kecil didasarkan pada pertimbangan bahwa industri tersebut relatif mempunyai kemampuan bertahan di masa krisis ekonomi (lihat misalnya studi Akatiga dan Asia Foundation, 1999; 2000). Selanjutnya, agar dapat diperoleh informasi yang lebih mendalam lagi maka dilakukan wawancara mendalam terhadap para pengusaha atau produsen dari industry kecil di wilayah penelitian. Pada setiap kelompok jenis/kelompok usaha industry kecil diambil 3 (tiga) responden untuk diwawancarai secara mendalam. Wawancara mendalam ini dilakukan untuk mengetahui dinamika yang lebih rinci dari kegiatan industri kecil dan informasi lain yang belum diperoleh dari kuesioner. Di samping dengan wawancara mendalam, untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam juga dilakukan FGD (focus group discussion). FGD (focus group discussion) adalah metode penelitian melalui proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok (Irwanto, 1998). Peserta diskusi adalah pemilik atau pengelola IKKRT, dinas/instansi terkait (Perindustrian dan Perdagangan, serta Koperasi dan UKM) dan akademisi dari Perguruan Tinggi. Dalam diskusi ini tim peneliti bertindak sebagai fasilitator.

Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan bersumber pada data terbitan Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Depperindag), dan BPS (Badan Pusat Statistik). Di samping itu dari telaah literatur yang dilakukan diperoleh informasi dan data yang terkait dengan tujuan riset.

Alat Analisis
Data akan dianalisis berdasarkan analisis deskriptif, yaitu melalui penyajian distribusi frekuensi, pengukuran tendensi sentral, dan pengukuran variasi kelompok. Sekalipun metode ini relatif sederhana, namun bisa memberikan informasi yang memadai sesuai dengan tujuan penelitian.
Analisis dilakukan didasarkan pada teori dan konsep ekonomi (economically meaningful) (Sri Susilo, et al., 2002; 2003). Di samping itu analisis deskriptif ini juga didukung dengan telaah literatur, agar diperoleh hasil analisis yang lebih mendalam dan komprehensif. Dalam analisis deskriptif dilakukan interprestasi atas data dan hubungan yang ada dalam penelitian tersebut. Di samping itu juga dilakukan komparasi antara hasil penelitian dengan hasil-hasil penelitian terkait
dan dilakukan korelasi antara hasilhasil penelitian tersebut dengan teori atau konsep yang relevan (Singarimbun dan Effendi, 1989).

Hasil dari penelitian menunjukkan Lokasi penelitian di wilayah Yogyakarta (Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman) serta wilayah Surakarta (Kabupaten Klaten). Jumlah responden yang disurvei mencapai 320 pengusaha industri kecil dan industry kerajinan rumah tangga (IKKRT). Responden yang tinggal di wilayah Yogyakarta sebanyak 200 orang (62,5%) dan bertempat tinggal di wilayah Surakarta sebanyak 120 responden (37,5%). Selanjutnya dari jenis/kelompok industry yang dipilih menjadi sampel dari survey ini adalah industri pengolahan makanan sebanyak 50 unit usaha (15,625%), industry pembuatan pakaian jadi 60 unit usaha (18,75%), industri mebel kayu 60 unit (18,75%), industri kerajinan kulit 30 unit usaha (9,375%), industri kerajinan gerabah/ keramik 60 unit usaha (18,75%), dan industri lainnya (genteng dan kerajinan bambu) sebanyak 60 unit usaha (18,75%) (Gambar 1). Sedangkan industri pengolahan makanan yang dipilih menjadi responden adalah industri pembuatan tahu (30 unit usaha atau 9,375%), industri makanan bakpia (10 unit usaha atau 3,125%), industry makanan geplak dan industri makanan lainnya (10 unit usaha atau 3,125%). Sedangkan yang termasuk industri lainnya dalam survei ini industri pembuatan gendeng (50 unit usaha atau 15,625%) dan industri kerajinan bambu (10 unit usaha atau 3,125%). Masalah dan Dinamika Industri Kecil Pasca Krisis Ekonomi (Y. Susilo & A. Edi Sutarta) Sebagian besar dari unit usaha yang disurvei merupakan perusahaan pribadi (314 unit atau 98,125%), dan hanya 6 unit usaha (1,175%) yang berbadan hukum yaitu CV. Kondisi ini secara keseluruhan dapat dikatakan tidak berbeda dengan hasil survey BPS (2001). Selanjutnya dari sisi kepemilikan 272 unit usaha (85,0%) merupakan milik pribadi dan sisanya sebanyak 48 unit usaha (15,0%) merupakan perusahaan keluarga. Berdasarkan status badan hukum dari unit usaha, sebagian besar yaitu 314 unit (98,125%) tidak atau belum berbadan hukum, sedangkan sisanya sebanyak 6 unit (1,875%) mempunyai status badan hukum PT dan CV. Temuan ini jika dibandingkan dengan studi BPS (2001) maka hasilnya dapat dikatakan tidak jauhberbeda.

MR : Analisis Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI

Tema yang dibahas dalam jurnal adalah perputaran persediaan terhadap likuiditas pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Topic ini sangat menarik karna kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal antara lain likuiditas perusahaan itu sendiri.

Motivasi atau latar belakang dalam jurnal tersebut adalah memberikan karangka dasar bagaimana cara melakukan penelitian pengaruhnya terhadap perputaraan persediaan terhadap likuiditas pada perusahaan barang konsumsi. Aspek-aspek yang bisa dipakai untuk melihat kondis likuiditas suatau perusahaan antara lain dengan menggunakan rasio lancar. Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Tujuan dari penelitian ini adalah utamanya untuk memperoleh laba yang maksimal dan kelangsungan hidup perusahaan ( going concern )
Metodologi dalam penelitian menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan yaitu laporan neraca perusahaan dan catatan atas laporan keuangan perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI dan Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ). Tehnik ini mengumpulkan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara pengumpulan,pencatatan dan pengcopyan laporan-laporan keuangan. Sumber data penelitian yaitu situs BEI yaitu http://www.idx.co.id/ dan Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ). Penelitian menggunakan analisis regresi sederhana. Penggunaan analisis regresi sederhana harus bebas dari pengujian asumsi klasik. Untuk itu sebelum dilakukan analisis regresi sederhana harus dilakuakn pengujian asumsi klasik terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan uji normalitas,uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Analisis datadalam penelitian ini menggunkan analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi dengan menggunakan sofwere SPSS 16.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan korelasi atau hubungan antara variable independen perputaran persediaan dengan variable dependen yaitu likuiditas yang diukur dengan rasio lancar adalah tidak kuat. Hal ini berarti perputaran persediaan tidak cukup mampu untuk dapat menjelaskan likuditas di suatu perusaahaan.

Minggu, 22 November 2009

MR : Analisis penelitian penjualan dan pasar

ANALISA PENELITIAN PENJUALAN DAN PASAR
Analisis
Tema yang dibahas dalam jurnal ini adalah Analisis penelitian dalam penjualan dan pasar. Topik ini sangat menarik karena bisa membantu Para peneliti pemasaran untuk memahami perilaku pasar baik untuk mengetahui aspek-aspek produsen maupun konsumen.

Motivasi atau Latarbelakang dalam jurnal tersebut adalah memberikan kerangka dasar bagaimana cara melakukan penelitian penjualan dan pasar. Aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dan bagaimana dalam merumuskan kousioner dan pertanyaan penelitian.
Penjualan dan pasar sebagian mengghatikan dan bagaimana unakan data sekunder dan sebagian lagi menggunakan data primer dan pada umumnya merupakan data eksternal. Besar disamping anggapan bahwa informasi tenteng pasar dapat mereka peroleh tanpa suatu studi yang terorganisasi. Penelitian penjualan dan pasar sebagian salah satu kajian dalam penelitian pemasaran sering dilakukan perusahaan. Setiap perusahaan yang menyadari secara kelangsungan hidupnya tergantung dari penerimaan pasar terhadap produknnya akan member perhatian yang cukup besar pada penelitian pemasaran. Salah satu keengganan peneliti penjualan dan pasar memperhatikan penelitian pemasaran adalah anggapan bahwa kegiatan itu membutuhkan dana yang cukup bagaimana penelitian pemasaran lainnya pada umumnya menggunkakan instrument daftar pertanyaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat karakteristik penjualan dan Pasar yang membahas tentang metode pengumpulan data, cara analisi data, variable-variabel yang mempengaruhi dan implikasinya terhadap penjualan dan pasar. Tujuan tersebut diterjemahkan dalam bentuk penentuan metodologi dan tekhnis pengumpulan data penelitian. Data penelitian harus valid dan realible.

Metodologi dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode pengumpulan data langsung keresponden atau data primer Bidang kajian penjualan dan pasar yang banyak diteliti dan diminati diantaranya pengukuran potensi pasar, analisa pangsa pasar, penentuan karakteristik pasar, analisa penjualan, pembentukan kuota penjualan dan teritori, studi saluran distribusi, tes pasar, audit toko, operasi panel konsumen, studi kompensasi penjualan, dan lain-lain. Potensi perusahaan merupakan bagian dari total permintaan industri. Data primer tersebut diolah berdasarkan kepentingan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
Proses pengukuran merupakan aspek fundemental pada setiap penelitian pemasaran tak terkecuali pada penelitian penjualan dan pasar. Bahkan pada sebagian proyek penelitian, kesalahan pengukuran lebih besar dibandingkan kesalahan sampling. Ada lima sumber umum kesalahan pada penelitian penjulan dan pasar :
1. Karakteristik jangka pendek responden yang faktor-faktor personal
2. Faktor situasional, yang merupakan variasi lingkungan pengukur.
3. Faktor pengumpulan data yaitu variasi dalam pembentukan daftar pertanyaan
4. Percobaan dalam studi saluran distribusi
5. Faktor analisa data

Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya berbagai kesulitan dalam mengukur variable pada penelitian penjualan dan pasar berhubungan dengan domain fenomena yang dipelajari. Misalnya tingkah laku, pendapat, sikap orang. Penelitian yang dimaksudkan untuk menarik suatu kesimpulan hanya dapat menggunakan persentil , median dan korelasi peringkat dalam analisa statistiknya. Validitas ini merupakan penilaian subjektif ahli akan kesesuaian pengukuran yang digunakan. Pengukuran adalah hal yang penting ada beberapa masalah yang muncul dalam penelitian penjualan dan pasar. Kesalahan yang disebabkan pengukur bias lebih besar disbanding kesalahan sampling.
Bidang kajian penjualan dan pasar yang banyak diteliti dan diminati diantaranya pengukuran pontensi pasar, analisa pangsa pasar, penentuan karateristik pasar, analisa penjualan, pembentukan kotler, Philip dan Gary Amstrong.

MR: Analisis perkembangan ekspor dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia

ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

ANALISIS
Tema
yang dianalisis dalam jurnal tersebut adalah Ekspor dan pengaruhnya terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia. Topik ini sangat menarik karna membantu kita untuk memahami sejauh mana peranan ekspor dalam perekonomian, Dan hasilnya ternyata menunjukkan Peranan sektor ekspor di Indonesia tidak berpengaruh nyata terhadap perkembangan PDRB di Indonesia. Hal itu jelas dengan pendapat Jung dan Marshall yang mengemukakan sebagian besar negara-negara berkembang tidak menunjukan dukungan empiris bahwa pertumbuhan ekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Motivasi atau latar belakang adalah didasari oleh semakin kompetitifnya perdagangan khususnya ekspor antar Negara. Negara berkembang seperti Indonesia sangat membutuhkan peningkatan ekspor untuk menarik investasi asing khususnya Foreign Direct Investment atau FDI, juga untuk menyerap tenaga kerja domestic. Dalam penelitian ini juga mencoba mempertimbangkan saran Bank Dunia yang menganjurkan 3 perangka kebijaksanaan sebagai berikut :
a. Kebijaksanaan mengurangi hutang luar negeri
b. Kebijaksanaan memperbesar arus investasi asing
c. Kebijaksanaan mengurangi pengeluaran pemerintah dan menaikan tariff “publicutilities”.m

Tujuan yang ingin dilihat dalam penelitian ini adalah
1. Melihat pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 1984 – 2001
2. Menganalisis pengaruh investasi dan utang serta variable makroekonomi lainnya dalam petumbuhan ekonomi Indonesia
3. Menggetahui karakter istik yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perekonomian Indonesia.
Tujuan tersebut sangat menarik karena akan memberikan masukan yang berarti bagi pengambil kebijakan khususnya untuk meningkatkan sector perdagangan atau ekspor.

Metodologi yang dipakai dalam penelitian ini adalah model regresi berganda dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS). Semua varian ekspor variable yang diregresikan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan PDB Indonesia tahun 1984-2001.

Hasil dari penelitian ini adalah dapat disimpulkan bahwa, perkembangan ekspor di Indonesia akan berpengaruh atau tidak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat tergantung pada struktur komoditas andalan ekspor Indonesia. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan ekspor Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, setelah dikontrol dengan variable besarnya hutang, baik hutang dalam negeri maupun luar negeri. Indonesia dapat dikelompokan dalam empat kelompok komoditas.
1. Komoditas ekspor Indonesia dengan kandungan komponen dari hasil impor rendah, denagn kekuatan modal umtuk memproduksinya dikuasai sepenuhnya oleh pemodal nasional.
2. Komoditas eskpor Indonesia dengan kandungan komponen dari hasil impor rendah, tetapi modal untuk memproduksinya dikuasai sepenuhnya oleh pemodal asing.
3. Komoditas ekspor Indonesia dengan kandungan komponen hasil impor tinggi, dengan modal untuk memproduksinya dikuasai sepenuhnya oleh pemodal nasional
4. Komoditas ekspor Indonesia dengan kandungan komponen dari impor yang tinggi, tetapi modal untuk memproduksinya dikuasai sepenuhnya oleh pemodal asing.
Penelitian ini juga membandingkn bagaimana peran ekspor pada negara-negara berkembang yang menunjukan dukungan empiris bahwa pertumbuahan ekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kondisi tersebut diakibatkan oleh kondisi ekspor pada sebagian besar Negara-negara tersebut yang tidak efisien atau menurunya efisinsinya diukur dengan konsep “domestic resource cost”. Dalam hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi domestik, komoditas yang keempat tersebut juga menimbulkan “retrained value” yang dapat dinikmati ekonomi domestic yang terendah pula.
Perkembangan ekspor Indonesia dari hasil penelitian peranan sector yang berasal dari produk-produk yang produksinya menggunakan input sepenuhnya atau sebagian besar ber sumber dari dalam negeri perluterus dipacu dan dikembangkan, melalui investasi modal asing yang sedang digalakkan dewasa iniekspor di Indonesia tidak berpengarunya nyata terhadap perkembangan PDRB di Indonesia. Hal itu sejalan dengan pendapat Jung dan Marshall (1985) yang mengemukakan sebagian besar Negara-negara berkembang tidak menujukkan dukungan empiris bahwa pertumbuhan ekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Factor yang berpengaruh nyata dalam penelitian ini adalah ekspor dikurangi dengan impor tahun sebelumnya. Temuan ini sesuai dengan pendapat Sritua Arief (1993) yang menyatakan jika ekspor ini masih tergantung pada input impor maka pengaruhnya terhadap PDRB tidakah nyata.

Sabtu, 14 November 2009

Analisis Segmen Manfaat

Analisis Segmen Manfaat

segmen
demografis
perilaku
psikografis
1.Ekonomi
Shampoo anti ketombe
Harga murah

Keluarga besar
Pengguna berat
Orientasi otonom
2 .ekonomi
Susu untk kesehatan
Untk mencerdaskan
anak
Anak-anak
Pengguna berat
Orientasi otonom
3. kosmetik
Pembersih wajah
Penghilang jerawat
Harga terjangkau
Remaja
Pengguna berat
Orientasi otonom
4. ekonomi
Parfum
Harga terjangkau
Unk remaja
Remaja

Pengguna berat
Orientasi otonom
5. ekonomi
Sabun pencuci piring
Harga murah
Rasa strobery
Keluaraga besar
Pengguna berat
Orientasi otonom
6. mie instan
Banyak rasa
Harga murah
Kelurga besar
Pengguna berat
Orientasi otonom

7. kosmetik
Memutihkan wajah
Harga terjangkau
Untk wanita 20 th
remaja
Pengguna berat
Orientasi otonom
8. ekonomi
Pasta gigi
Untk memutihkan
Harga terjangkau
Keluarga besar
Pengguna berat
Orientasi otonom
9. ekonomi
Bumbu penyedap
rasa
Ibu rumah tangga

Pengguna berat
Orientasi otonom
10. ekonomi
Sabun mandi
Untk pemutih
Harga terjangkau
Keluarga besar
Pengguna berat
Orientasi otonom
Analisis segmen manfaat

gaya hidup yang membahayakan

Gaya hidup yang membahayakan

Pepatah yang mengatakan ‘Lebih baik mencegah daripada mengobati’ sangat tepat dijalankan dalam hal menjaga kesehatan. Tetapi tetap saja banyak orang yang tidak menghargai kesehatan yang telah didapat hingga menyesal nantinya saat menderita sakit.
Saat ini kurang lebih setengah dari orang yang meninggal lebih cepat dari angka harapan hidup adalah karena disebabkan oleh faktor gaya hidup. Gaya hidup yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan diantaranya adalah merokok, konsumsi alkohol, pola makan yang kurang baik dan kurangnya olahraga
Pria juga lebih rentan untuk mengalami penyakit akibat gaya hidup karena faktor kedekatan gaya hidup tersebut dengan aktivitas pria sehari-hari. Seperti misalnya faktor merokok, banyak yang masih menganggap bahwa hal yang wajar apabila pria merokok, bahkan kebiasaan tersebut telah dimulai sejak masa anak-anak. Padahal rokok sangat berbahaya bagi kesehatan & mempunyai efek negatif terhadap hampir semua organ tubuh. Demikian juga dengan faktor lain seperti konsumsi alkohol & stres.
Masalah lingkungan seperti polusi air & udara sebenarnya juga turut menyumbang terhadap terjadinya angka kematian yang lebih cepat dari angka harapan hidup. Tetapi tetap saja faktor yang dominan adalah akibat dari gaya hidup kita sendiri. Sehingga walaupun kita tak dapat menghindari faktor polusi lingkungan, kita tetap dapat menjaga kesehatan dengan cara merubah gaya hidup kita supaya menjadi lebih sehat.

http://google.com
Produk Blackberry >< Nexian
Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan,diminta,dipakai atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk bisa berupa benda fisik,jasa,orang,tempat,organisasi dan gagasan.
Jenis produk adalah unit produk yang bisa dibedakan menurut ukuran,harga,penampilan atau beberapa atribut lain.
Produk yang menjadi andalan utama dan membuat Blackberry digemari di pasar adalah surat-e gegas (push e-mail). Produk ini mendapat sebutan surat-e gegas karena seluruh surat-e baru, daftar kontak, dan informasi jadwal (calendar) “didorong” masuk ke dalam Blackberry secara otomatis.
Seperti yang telah disebutkan di atas mengenai keunggulan dari Blackberry, yaitu push e-mail. Dengan push e-mail semua e-mail masuk dapat diteruskan langsung ke ponsel. E-mail juga sudah mengalami proses kompresi dan scan di server Blackberry sehingga aman dari virus. Lampiran file berupa dokumen Microsoft office dan PDF dapat dibuka dengan mudah. sebuah e-mail berukuran 1 MB, jika diterima melalui push e-mail dapat menjadi 10 kb dengan isi yang tetap. (RBA4762)
Pengguna tidak perlu mengakses internet terlebih dulu dan membuka satu persatu surat-e yang masuk, atau pemeriksaan surat-e baru. Hal ini dimungkinkan karena pengguna akan terhubung secara terus-menerus dengan dunia maya melalui jaringan telepon seluler yang tersedia. Alat penyimpanan juga memungkinkan para pengguna untuk mengakses data yang sampai ketika berada di luar layanan jangkauan nirkabel. Begitu pengguna terhubung lagi, Blackberry Enterprise Server akan menyampaikan data terbaru yang masuk.
Kelebihan lainya adalah kemampuan Blackberry yang dapat menampung e-mail hingga puluhan ribu tanpa ada resiko hang, asalkan masih ada memory tersisa.
Blackberry juga bisa digunakan untuk chatting. Mirip dengan Yahoo Messenger, namun dilakukan melalui jaringan Blackberry dengan memasukan nomor identitas.
Semua layanan Blackberry ini dikenal sangat aman baik e-mail, chatting, maupun browsing. untuk browsing internet data-data dari website sudah dikompresi sehingga lebih cepat dibuka
Melihat fenomena Blackberry yang digemari masyarakat karena keunggulan fasilitas komunikasinya, membuat banyak perusahaan IT berkembang dan berlomba-lomba menciptakan.
Blackberry yang terknenal akan fitur internet terutama fitur aplikasi facebook yang sekarang lagi digandrungi membuat handphone kelas menengah atas ini laris manis. Tapi ternyata ada yang jauh lebih laris manis, yaitu Nexian G900 si blackberry paket hemat. Saking murah dan miripnya dengan blackberry, handphone ini laris manis bak kacang goreng di pasaran.
Harganya yang murah, tidak mencapai 1.2jt membuat banyak kalangan menilai handphone Nexian G900 sangatlah murah meriah. Bayangkan saja aplikasi yang diusung handphone tersebut tergolong sangat lengkap. Mulai dari Dual GSM on, chatting, email browsing, facebook, kamera, mp3 player, FM radio, bluetooth, voice recorder dsb.
Bagi yang suka browsing, Opera Mini juga ditambahkan guna menambah kenyamanan dalam berselancar internet. Ukuran layarnya yang tergolong wide juga sangat nyaman untuk dilihat. Selain karena stok yang dikirim terbatas dari Jakarta, harga yang seenteng bobot handphone ini yang membuatnya laris manis. Bisa dibilang Nexian G900 ini merupakan versi pahe daripada Blackberry. Kekurangan yang kami temui, hanyalah kurangnya aplikasi untuk menonton televisi, dan kualitas kamera yang pas-pasan.


http://id.wikipedia.org/wiki/BlackBerry
http://kompas.com
Marketing- PHILIP KOTLER
Harga Lima Komoditas Naik Jelang Puasa
Jumat, 21 Agustus 2009 04:04 WIB
Purwakarta, Kompas - Harga lima komoditas, yaitu telur ayam, daging ayam, cabai, gula, dan bawang putih, di Kabupaten Purwakarta dan Kota Bandung, Jawa Barat, dua hari menjelang bulan Ramadhan ini naik. Namun, pedagang memiliki stok yang cukup dan tidak kesulitan dalam pengadaan barang.
Tim gabungan dinas perindustrian dan perdagangan, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat, polisi, dan dinas kesehatan menemukan itu dalam survei bersama di sejumlah pasar tradisional dan swalayan di Purwakarta, Kamis (20/8).
Ade Kusnendar (33), pedagang ayam di Pasar Rebo, Purwakarta, mengatakan, harga daging ayam naik dari Rp 22.000-23.000 per kilogram (kg) pada Rabu menjadi Rp 25.000-26.000 per kg. Menurut Ade, kenaikan harga lebih dipicu melonjaknya permintaan daging ayam menjelang puasa. Dalam sehari ia biasanya menjual 50-60 ayam. Sejak Kamis pagi hingga siang, ia telah menjual sekitar 100 ayam.
Telur ayam naik dari Rp 14.000 per kg menjadi Rp 15.000 per kg. Cabai merah besar naik dari Rp 10.000 per kg menjadi Rp 14.000 per kg, cabai merah keriting naik dari Rp 8.500 per kg menjadi Rp 14.000 per kg, gula pasir dan gula merah naik dari Rp 8.800 per kg menjadi Rp 9.000 per kg, serta bawang putih naik dari Rp 8.500 per kg jadi Rp 15.000 per kg. Lilis (38), pedagang bahan pokok di Pasar Rebo, menambahkan, kenaikan itu wajar dan biasa terjadi menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran.
Endang Hasan (42), pedagang di Pasar Kosambi, Bandung, menyebutkan, harga bawang putih sejak sepekan lalu naik dari Rp 8.000 per kg menjadi Rp 16.000 per kg. Gula pasir yang awal Agustus Rp 8.350-Rp 8.400 per kg juga naik menjadi Rp 8.800 per kg. Di Pasar Sederhana, harga minyak goreng curah naik dari Rp 8.500 per kg menjadi Rp 8.700 per kg.
Entis (27), pedagang sayuran di Pasar Sederhana, Bandung, mengatakan, cabai merah keriting sejak lima hari lalu naik dari Rp 10.000 per kg menjadi Rp 12.000 per kg. Adapun cabai merah besar dari Rp 11.000 per kg menjadi Rp 12.500 per kg.
Bawang putih
Kepala Seksi Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Purwakarta Achmad Qorib mengatakan, kenaikan paling besar terjadi pada bawang putih, yaitu 76 persen. Sejumlah pedagang menjualnya Rp 14.000-15.000 per kg, jauh lebih tinggi dibandingkan dua pekan lalu Rp 8.500 per kg. ”Mayoritas bawang putih yang diperdagangkan di sini dipasok pedagang Jawa Timur. Ketidakstabilan pasokan dan naiknya permintaan menyebabkan kenaikan itu,” ujar Qorib. Ia menyatakan, pedagang memiliki stok cukup. (mkn/gre)
Jadi salh satu factor penyebab terjadinya kenaikkan harga sembako itu selain sulitnya mendapatkan bahan,banyaknya permintaan dari masyarakat. Apalagi bawang putih yang memang banyak dicari masyarakat menjelang puasa. Untuk komoditi lainnya kenaikkan berkisar antara 10-20 %.
Referensi : http://www.beritaindonesia.co.id/
kompas

Bunga Obligasi

Bunga Obligasi
ORI adalah obligasi Negara yang dijual kepada individu atau perseorangan warga Negara Indonesia melalui agen penjual dengan volume minimum yang telah ditentukan.

Tujuan penerbitan ORI
1. Untuk membiayai anggaran Negara
2. Diversifikasi sumber pembiayaan
3. Mengelola portofolio utang Negara
4. Memperluas basis investor

Pada bulan Agustus 2009 baru-baru pemerintah meluncurkan ORI (Obligasi Ritel Indonesia ) seri 006. Antusias masyarakat terhadap keberadaan ORI 006 sangat tinggi. Sumber : vice Director PT Tbk Reliance Securitas
Factor yang membuat ORI 006 diminati adalah :
1. Besarnya bunga yang ditawarkan yakni 9,35/th
Angka ini tentunya lebih tinggi dari bunga yang ditawarkan Bank maupun LPS.
2. Tingkat suku bunga deposito atau simpanan yang cenderung menurun, yang kini kisaran 6- 8% saja.
3. Pembayaran kupon akan dilakukan pada setiap tgl 15 tiap bulannya.
4. ORI dapat diperjual-belikan dipasar sekunder.
5. Merupakan sarana investasi yang sangat aman karna dijamin pemerintah.


http: koransaya.blogspot.com
www.kontan.co.id