Selasa, 02 November 2010

ETIKA PIMPINAN KEPADA KARYAWAN

1. Latar Belakang

Salah satu keterampilan terpenting dari sebuah kepemimpinan, adalah kemampuan pemimpin untuk berbicara secara informal dalam bahasa hati dengan setiap bawahan. Di dalam kesibukan rutinitas kerja yang penuh dengan aturan dan prosedur, pemimpin belum tentu memiliki waktu untuk memahami suara hati para bawahan. Agar tidak terjadi kesalahpahaman di dalam aktivitas organisasi dan kepemimpinan, pemimpin perlu melakukan komunikasi secara informal kepada semua bawahan, dalam bentuk komunikasi informal yang mampu melewati batas-batas birokrasi organisasi. Boleh saja secara profesional pemimpin dan bawahan dipisahkan oleh sistem, prosedur dan aturan, tapi kontak batin antara pemimpin dan bawahan haruslah terawat secara sempurna. Untuk itu, pemimpin perlu membangun kebiasaan-kebiasaan berkomunikasi kepada setiap level dari bawahannya secara informal.

Antusiasme besar pemimpin untuk berbicara dan berbagi pengetahuan tentang tren-tren baru di dunia bisnis dengan bawahan, adalah sebuah kebiasaan positif yang akan mengangkat moral dan semangat kerja bawahan, yang penting pemimpin tidak boleh terlalu asyik berceramah dan menggurui para bawahan, tapi pemimpin harus mendengarkan suara dan pendapat para bawahan.

Kerja organisasi tidak sekedar kerja kepemimpinan, tapi merupakan kerja tim yang solid. Jadi, pemimpin dan bawahan secara kolektif harus bersatupadu untuk saling mendengar, saling berbagi ide dan pengetahuan untuk meraih kinerja terbaik. Pemimpin harus membangun kebiasaan-kebiasaan positif untuk mendengarkan suara bawahan. Pemimpin bersedia dalam kesadaran tertinggi untuk melatih dirinya dengan disiplin dan niat baik, yang terfokus kepada upaya untuk meningkatkan kualitas sikap, sifat, dan kebiasaan dalam komunikasi dua arah yang efektif.

2. Masalah

Aktifitas bisnis dilaksanakan dan ditujukan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia, dan agar aktifitas bisnis mampu berjalan secara baik diperlukan etika bisnis. Di mana, etika bisnis mampu memagari perilaku pekerjaan sehari-hari di kantor untuk membuat para pemimpin dan karyawan agar tidak terperangkap dalam masalah. Bila etika bisnis mampu dijalankan secara tegas dan konsisten, maka nilai-nilai yang ada di dalam etika bisnis tersebut dapat menciptakan sebuah aktifitas bisnis yang sehat dan berkualitas tinggi. Sebuah praktik bisnis yang bebas dari konspirasi buruk, yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, sehingga mampu mengoptimalkan shareholders value perusahaan. Secara prinsip etika bisnis itu mengatur agar para pemimpin dan karyawan di perusahaan tidak menjadi korban dari kegiatan bisnis tersebut. Oleh karena itu, pemahaman etika bisnis harus diikuti dengan kekuatan sifat baik yang didukung oleh nilai-nilai moral kehidupan yang tinggi. Etika bisnis wajib diimplementasikan secara baik oleh setiap orang di perusahaan, agar mampu memainkan peran dan fungsi manajemennya secara profesional, tanpa keluar dari aturan main yang ada di perusahaan, serta mampu memahami apa yang baik dan apa yang tidak baik secara bijaksana. Etika bisnis itu seperti cahaya yang menerangi semua fungsi dan peran kerja karyawan dan pimpinan. Semakin terang pikiran si karyawan dan pimpinan untuk memahami dan mematuhi etika bisnis, akan semakin tinggi kualitas integritas dan kinerja mereka.

Bila para karyawan dan pimpinan mampu mematuhi etika bisnis secara sempurna, maka secara otomatis mereka akan menjadi energi positif perusahaan; mereka akan menjadi pribadi yang membangun kebaikan di organisasi; mereka akan menjadi pribadi istimewa yang berpotensi meraih sukses tertinggi; mereka akan menjadi pribadi yang dicari-cari oleh perusahaan lain untuk direkrut.

Etika bisnis tidak sekedar aturan yang mengikat para karyawan dan pimpinan di perusahaan, tapi etika bisnis menjadi sebuah energi yang mampu menciptakan nilai tambah buat organisasi.
Etika bisnis adalah perilaku moral dan sikap baik yang menjadi inti dari kekuatan sebuah manajemen, dan inti dari sebuah kekuatan bisnis.

3. Landasan Teori

Etika pemimpin adalah mengungkapkan simpati, rasa hormat, dan kepedulian kepada karyawan, kustomer, dan stakeholders yang ada di ruang lingkup kerja perusahaan. Etika pemimpin harus menjangkau batas-batas psikologi positif melalui rasa sayang, kepedulian, perhatian, rasa hormat, dan tanggung jawab.

Pemimpin yang bekerja dengan etika akan memiliki komitmen dan tanggung jawab kepada orang lain, dan akan ikut mendorong terciptanya kinerja terbaik buat perusahaan dan karyawan. Sikap dan perilaku pemimpin yang fleksible dalam junjungan moralitas dan etika kerja yang baik, akan menciptakan karakteristik kepemimpinan yang efektif dan dinamis.

Kepemimpinan yang beretika akan menciptakan budaya kerja dalam keharmonisan bersama sikap dan kebiasaan-kebiasaan positif yang efektif buat sukses perusahaan. Etika pemimpin haruslah terfokus kepada cara kerja yang efektif dan produktif dalam menghasilkan kualitas kerja terbaik. Komitmen dan tanggung jawab haruslah menjadi ujung tombak dalam setiap gerak dan langkah kepemimpinan yang baik.

Etika pemimpin bukanlah sebuah kata statis yang mati, tapi merupakan sebuah kata yang berkembang bersama perubahan. Sebuah kata yang terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan positif untuk menciptakan kinerja terbaik buat perusahaan, kustomer, karyawan, dan stakeholder. Etika pemimpin berarti membangun tanggung jawab untuk menciptakan relasi yang nyaman dan terpercaya di antara perusahaan, kustomer, pemimpin, karyawan, dan stakeholder.

Ada beberapa point yang saya bahas kali ini. Tentunya saya akan batasi lingkup pembahasan hanya pada etika saja. Begitu banyak hal dan aspek yang bisa dilihat untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Etika menjadi topik dalam pembahasan saya karena nantinya anda dapat langsung mempraktekkannya pada kehidupan sehari-hari setelah membaca artikel ini.

1. Menghargai hasil kinerja anak buah

Dengan adanya rasa menghargai kepada anak buah, tentu menjadi suatu motivasi yang jitu dalam memacu semangat kerja mereka. Dengan kita memberikan pujian terhadap hasil karya mereka walaupun itu menurut pikiran kita “remeh” atau “gampang dilakukan”. Perlu diketahui bahwa hasil tersebut dilakukan dengan sekuat tenaga oleh anak buah anda. Dengan memberikan pujian pada waktu dan kesempatan yang tepat maka anak buah akan merasa dihargai. Hal ini akan berdampak pada kemajuan kinerja dari anak buah anda nantinya.

2. Kesalahan pada anak buah merupakan tanggung jawab pemimpin

Seringkali saat kita membawahi beberapa anak buah dalam team. Ketika hendak mengerjakan suatu tugas tentu setiap anak buah memiliki tugas masing-masing. Ketika anak buah tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu tentu pemimpin harus mengambil alih. Pertanggung-jawaban kepada atasan yang lebih tinggi harus dilakukan oleh pemimpin team tersebut. Pemimpin harus mampu memberikan alasan kuat yang mendasari penyebab kegagalan dari staffnya. Alangkah baiknya bila pemimpin juga ikut membantu serta memperbaiki hasil kerja anak buahnya.

3. Mengajari tanpa henti dan tidak ragu memberikan ilmu

Pemimpin yang baik tentu memiliki skill yang bersifat “generalisasi”. Artinya pemimpin tersebut memiliki wawasan yang luas dalam aplikasi kerja sehari-hari. Nah, ketika memdapati anak buah yang kesal karena mengalami kegagalan dalam mengerjakan tugasnya tentu pemimpin harus menjadi solusi. Ketika anak buah bingung untuk menyelesaikan tugasnya tentu pemimpin-nya akan menjadi sarana pengaduan. Bila anda menjadi pemimpin yang ternyata mengerti solusi cara menyelesaikan masalah dari anak buah tentu akan sangat menguntungkan. Tidak ada salahnya anda mengerjakan tugas anak buah tersebut sambil memberikan petunjuk-petunjuk solusi.

4. Peduli terhadap kepentingan dan kesibukan staff

Seringkali terdengar beberapa anak buah mengeluh terhadap pemimpinnya. Biasanya adanya otoritas yang muncul karena sang pemimpim tidak mau tahu apa yang akan dilakukan oleh anak buahnya. Pokoknya tugas yang diberikan harus selesai pada tanggal sekian, jam sekian! titik!. Nah, inilah faktor yang akan menghancurkan rasa hormat dari staff. Berikan perhatian yang berkala dan teratur. Usahakan anda kunjungi masing-masing anak buah anda pada saat mereka bekerja. Pantau kegiatan mereka dan sesekali berikan komentar yang membangun atas hasil kerja mereka saat itu. Pentingnya memberikan kelonggaran / jeda waktu supaya anak buah anda bisa terlepas dari kejenuhan pekerjaannya. Bila anda peduli terhadap staff maka hasil kerja akan memuaskan nantinya.

5. Jadilah panutan dan tepat waktu

Kinerja staff akan mengacu pada pemimpinnya. Bila anda dalam bekerja terlihat rajin,sibuk,ulet dan keras tentu akan memberikan inspirasi bagi orang-orang sekitar anda untuk menirunya. Adanya sifat sungkan untuk malas akan terbentuk bila anda membiasakan sibuk dan rajin pada tiap jam-jam kerja anda. Disiplin terhadap waktu menjadi sangat sensitif bila anda sendiri juga tepat waktu dalam setiap pekerjaan.

6. Ceritakan masalah perusahaan yang layak diketahui anak buah.

Anda sebagai pemimpin tentu terkadang dihadapkan dengan banyak sekali masalah perusahaan. Pilah-pilah masalah perusahaan tersebut berdasarkan kerahasiaannya. Bila ada informasi masalah yang bersifat universal tentu perlu anda ceritakan kepada anak buah anda. Dengan menceritakan masalah yang ada, seolah-olah anak buah anda merasa mendapatkan tempat yang spesial di perusahaan. Menjadi orang yang dipercaya untuk mengetahui masalah yang ada dan berusaha membuat solusi harus ditanamkan pada anak buah anda.

7. Low profile.

Tentu sesekali anda perlu menyempatkan diri untuk membuat hubungan sosial dengan anak buah anda. Bila anda mampu menempatkan diri dalam lingkungan mereka tentu hal ini akan sangat berguna. Kesan “bersahabat” akan muncul bila anda juga turun kedalam kegiatan mereka sehari-hari. Contoh paling mudah adalah sempatkan diri anda untuk makan siang bersama mereka. Buat suasana tidak ada sekat dan semua memiliki posisi yang sama yaitu manusia biasa yang butuh makan. Anggapan pemimpin yang low profile akan terbentuk di hati anak buah anda nantinya.

Berikut ini adalah 10 Prinsip di dalam menerapkan Etika Bisnis yang positif :

1. Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi. Tidak ada perbedaan yang tegas antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.

2. Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness. Apakah kedua pihak yang melakukan negosiasi telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukan dengan adil? Apakah setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya, maka etika bisnis telah diterapkan.

3. Etika Bisnis itu membutuhkan integritas. Integritas merujuk pada keutuhan pribadi,kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakan komitmen.

4. Etika Bisnis itumembutuhkan kejujuran. Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk mengelabuhi pihak lain dan menyembunyikan cacat produk. Jaman sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya.

5. Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai. Jika perusahaan Anda terbilang baru, sedang tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harus mengatakan dengan terbuka kepada klien atau stake-holder Anda.

6. Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis. Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam lingkungan. Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakin jelas rencana sebuah perusahaan tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan dan pelayanan, maka semakin kuat komitmen perusahaan tersebut terhadap praktik bisnis.

7. Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal. Bisnis yang beretika memperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan adil. Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalam menepati janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok, pemodal dll. Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.

8. Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

9. Etika Bisnis itu berdasarkan nilai. Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.

10. Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan. Ada pepatah, “Pembusukan ikan dimulai dari kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap corak lembaga. Perilaku seorang pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagi anak buahnya.

Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga yang tidak dapat ditawar lagi. Seorang konsumen yang tidakpuas, rata-rata akan mengeluh kepada 16 orang di sekitarnya. Dalam zaman informasi seperti ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan massif. Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis, adil dan jujur adalah satu-satunya cara supaya kita dapat bertahan di dalam dunia bisnis sekarang.

4. Pembahasan

Hal yang terpenting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menempatkan etika pada kedudukan yg pantas dalam kegiatan bisnis yg berorientasi pada norma-norma moral. Dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya selalu berusaha berada dalam kerangka etis, yaitu tidak merugikan siapapun secara moral.

Ada 2 prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etis dalam pengambilan keputusan :

1. Prinsip Konsequentialis : Konsep etika ini berfokus pada konsekuensi dari pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang. Ini artinya, penilaian apakah sebuah keputusan dapat dikatakan etis atau tidak, hal itu tergantung pada konsekuensi dari keputusan tsb.

2. Prinsip Non-Konsequentialis : Konsep etika ini berdasarkan penilaian pada rangkaian peraturan yang digunakan sebagai petunjuk/panduan pengambilan keputusan. Penilaian etis lebih didasarkan pada alasan, bukan pada akibatnya.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS

Saat ini perusahaan dihadapkan padaparadigma yang relatif masih baru di Indonesia, yaitu paradigma yangmelihat antara pihak perusahaan dan masyarakat bukanlah dua pihak yangberbeda dan bertolak belakang, namun merupakan bagian yang takterpisahkan.

Fakta masyarakat ada realita kontradiktif, dimanadi satu pihak ada perusahaan besar yang aktivitas usahanya banyakdiwarnai dengan konflik sosial, tetapi di sisi lain ada perusahaanbesar yang berkinerja baik tanpa harus mengalami konflik sosial.Kondisi yang demikian diduga sangat dipengaruhi oleh derajat perilakuetis perusahaan, yang diwujudkannya melalui kadar tanggung jawab sosialperusahaan.

Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak bisa berdiri sendiri.Perusahaan memerlukan kemitraan yang saling timbal balik denganinstitusi lain. Perusahaan selain mengejar keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan dirinya, juga memerlukan alam untuk sumber daya olahannya dan stakeholders lain untuk mencapai tujuannya. Dengan menggunakan pendekatan tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga keuntungan secara sosial. Dengan demikian keberlangsungan usaha tersebut dapat berlangsung denganbaik dan secara tidak langsung akan mencegah konflik yang merugikan.

5. Kesimpulan

Pemimpin yang bekerja dengan etika akan memiliki komitmen dan tanggung jawab kepada orang lain, dan akan ikut mendorong terciptanya kinerja terbaik buat perusahaan dan karyawan. Sikap dan perilaku pemimpin yang fleksible dalam junjungan moralitas dan etika kerja yang baik, akan menciptakan karakteristik kepemimpinan yang efektif dan dinamis.

Kepemimpinan yang beretika akan menciptakan budaya kerja dalam keharmonisan bersama sikap dan kebiasaan-kebiasaan positif yang efektif buat sukses perusahaan. Etika pemimpin haruslah terfokus kepada cara kerja yang efektif dan produktif dalam menghasilkan kualitas kerja terbaik. Komitmen dan tanggung jawab haruslah menjadi ujung tombak dalam setiap gerak dan langkah kepemimpinan yang baik.

Etika pemimpin bukanlah sebuah kata statis yang mati, tapi merupakan sebuah kata yang berkembang bersama perubahan. Sebuah kata yang terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan positif untuk menciptakan kinerja terbaik buat perusahaan, kustomer, karyawan, dan stakeholder. Etika pemimpin berarti membangun tanggung jawab untuk menciptakan relasi yang nyaman dan terpercaya di antara perusahaan, kustomer, pemimpin, karyawan, dan stakeholder.

http://tonochris.blogdetik.com/2009/11/08/membentuk-etika-menjadi-pemimpin-yang-baik/

http://djajendra-motivator.com/?p=722

http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com/tag/kepemimpinan/

www.google.com

http://www.gudono.com/apps/forums/topics/show/3251070-10-prinsip-penerapan-etika-bisnis?page=last

1 komentar: